Semua orang adalah Tuhan

Ada sebuah cerita dari sebuah buku (yang akan kuberitahu judulnya setelah suratku yang ke 50) yang menarik untuk didengar dan dipikirkan. Kurang lebih cerita nya seperti ini. Pada Suatu saat ada sebuah biara tua yang sudah berdiri lebih dari ratusan tahun. Di biara itu hidup biarawan2 dalam damai dan mendedikasikan hidupnya untuk memuja Tuhan. Tapi akhir2 ini diantara para biarawan itu timbul hubungan yang tidak nyaman, para biarawan saling mencurigai, saling menyalahkan, saling iri sehingga jumlah biarawan di biara itu berkurang. Ketua biara itu yang melihat kondisi ini menjadi bingung dan kemudian keluar biara untuk bertanya kepada guru bijaksana yang ada di sebuah gunung. Ketika tiba di depan Guru itu si kepala biara menceritakan keluhannya dan bertanya kepada Guru itu bagaimana mengatasinya. Si Guru yang dari awal hanya diam kemudian mengatakan kepada kepala biara itu "Di tempatmu saat ini ada Tuhan yang sedang menyamar sebagai biarawan, dan mengawasi apa yang terjadi pada umatnya.", si ketua biara menjadi kaget sekaligus gembira mengetahui kalau Tuhan menyamar manjadi salah satu biarawan di biaranya kemudian bertanya " Siapakah orang itu guru, sehingga aku bisa menjamunya dengan baik?". Si guru hanya menjawab kalau dia tidak bisa mengetahui siapa biarawan itu dan tidak mungkin ada orang yang bisa mengetahuinya. si kepala biara yang kebingungan akhirnya pulan ke biaranya dan kemudian mengatakan kepada salah satu muridnya apa yang baru didengarnya tadi. si murid itu menjadi kaget dan kemudian menyebarkan berita itu kepada semua orang di biara. Semua orang bertanya2 Tuhan menyamar menjadi siapa? karena tidak ada yang tahu, maka semua biarawan lebih berhati2 mereka saling menghormati satu sama lain karena mungkin saja orang yang mereka ajak bicara itu adalah Tuhan. Akhirnya kondisi di biara itu menjadi damai lagi karena tidak ada yang berani menyalahkan, tidak ada yang berani memarahi yang lainnya, mereka saling menghormati satu sama lain, dan tidak pernah ada yang tahu siapa yang sebenarnya adalah Tuhan.
Apakah kita juga mau seperti itu, menggangap semua orang adalah Tuhan di depan mata kita. Apakah kita sanggup menggangap Anak2 jalanan, para pengamen, pelacur, preman, pembunuh, koruptor, dll sebagai Tuhan. Menyayangi mereka sebagai Tuhan. Dan apakah kita bisa merubah pemikiran kita bahwa orang lainlah Tuhan dan bukan diri kita yang menjadi Tuhan?? Seandainya kita semua bisa bersikap seperti biarawan di cerita itu mungkin damai akan ada. Dan kita manusia hanya bisa belajar untuk menjadi lebih baik seperti yang penulis lakukan, belajar menjadi lebih baik. 


0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Template by YummyLolly.com